PENDIDIKAN REMAJA DALAM ISLAM
I. PENDAHULUAN
Setiap
fase usia memilki karakteristik khusus yang membedakan dari fase-fase
pertumbuhan yang lain. Demikian pula halnya dengan fase remaja, memiliki
karakteristik dan ciri-ciri yang berbeda dari karakteristik dan
ciri-ciri fase kanak-kanak, dewasa, dan tua.
Kehidupan
di masa remaja merupakan sepotong kehidupan manusia yang amat unik.
Kehidupan pada masa ini merupakan periode kehidupan transisi manusia
dari masa anak ke masa dewasa. Pada masa remaja terdapat sekat dan celah
kehidupan yang spesifik.
Mengingat
pada masa remaja merupakan masa yang penuh dengan tantangan yang banyak
bercorak negative, maka pendidikan agama menjadi aspek yang sangat
penting dalam membentuk karakteristik remaja yang baik. Karena dengan
kembali kepada ajaran agamalah, seseorang bisa mengendalikan diri,
terutama bagi para remaja yang penuh dengan tantangan dan suka untuk
mencoba hal yang baru.
II. RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian Remaja
2. Karakteristik Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja
3. Kebutuhan Remaja
4. kemakalan remja dan solusimya
5. Pengaruh Pendidikan Agama Terhadap Kehidupan Remaja
III. PEMBAHASAN
- Pengertian Remaja
Masa remaja adalah periode kehidupan transisi manusia dari masa kanak-kanak ke masa dewasa.[1] Istilah asing yang sering dipakai untuk menunjukkan makna remaja, antara lain adalah pubrteit, adolescentia, dan youth. Di Indonesia baik istilah pubertas maupun adolescensia dipakai dalam arti umum dengan istilah yang sama yaitu remaja.
Remaja
itu sulit didefinisikan secara mutlak. Oleh karena itu, dicoba untuk
memahami remaja menurut berbagai sudut pandang. Dalam ilmu kedoteran dan
ilmu-imu lain yang terkait, remaja dikenal sebagai suatu tahap
perkembangan fisik, di mana alat-alat reproduksi mencapai tahap
kematangannya.[2]
Adapun remaja menurut perkembangan psikologis dan pada identifikasi
dari kanak-kanak menjadi dewasa. Puncak perkembangan psikologis ini
ditandai dengan adanya proses perubahan dari kondisi entropy ke kondisi negen-tropy.
Entropy adalah
keadaan dimana kesadaran manusia masih belum tersusun rapi. Walaupun
isinya sudah banyak (perasaan, dan sebagainya) namun isi-isi tersebut
belum saling terkait dengan baik, sehingga belum bisa berfungsi secara
maksimal. Isi kesadaran masih saling bertentangan, saling tidak
berhubungan sehingga mengurangi cara kerjanya dan menimbulkan pengalaman
yang kurang menyenangkan oleh orang yang bersangkutan.
Selama masa remaja, kondisi entropy ini secara bertahap disusun, diarahkan, distruktur kembali, sehingga lambat laun terjadi kondisi negative entropy atau negentropy, yaitu keadaan dimana isi kesadaran terisi dengan baik, pengetahuan yang satu terkait dengan perasaan atau sikap[3]. Dari beberapa referensi usia remaja berkisar antara 13-21 tahun.
B. Karakteristik Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja
Pada Remaja pertumbuhan dan perkembangan itu sering terlihat adanya ;
1. Kegelisahan
yaitu keadaan yang tidak tenang menguasai diri remaja. Mereka mempunyai
banyak macam keinginan yang tidak selalu dapat di penuhi. Di satu pihak mereka ingin mencari pengalaman.
2. Pertentangan
yaitu pertentangan-pertentangan yang terjadi di dalam diri mereka juga
menimbulkan kebingungan baik bagi diri mereka maupun orang lain dengan
timbulnya perselisihan dan pertentangan antara remaja dan orang tua.
3. Berkeinginan besar untuk mencoba segala hal yang belum diketahuinya
4. Keinginan menjelajah ke alam sekitar yang lebih luas, misalnya; melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan pramuka, himpunan pencinta alam dan sebagainya.
5. Mengkhayal dan berfantasi
yaitu khayalan dan fantasi remaja banyak berkisar mengenai prestasi dan
tangga karier. Khayalan dan fantasi tersebut tidak selalu bersifat
negatif.
6. Aktifitas berkelompok yaitu kebanyakan remaja menemukan jalan keluar dari kesulitan-kesulitannya dengan berkelompok melakukan kegiatan bersama.[4]
C. Kebutuhan Remaja
Kebutuhan-kebutuhan dasar psikis dan sosial anak remaja, antara lain sebagai berikut:
1. Kebutuhan akan cinta, kasih sayang dan kebutuhan ingin dihormati dan diterima eksistensinya.
2. Kebutuhan ingin mendapatkan tempat dan kedudukan.
3. Kebutuhan seksual.
4. Kebutuhan menurut perkembangan akal pikiran dan kreativitas.
5. Kebutuhan ingin memantapkan eksistensi diri.
D. Kenakalan Remaja Dan Solusinya
Problematika-problematika yang dihadapi para remaja, antara lain:
1. Perkelahian Antar Pelajar
Pada
hakikatnya perkelahian antar pelajar sudah terjadi sejak zaman dulu.
Namun saat ini kita perlu menaruh perhatian terhadap perkelahian antar
pelajar yang sering membawa korban jiwa dan dilakukan secara
berkelompok.
Manusia
memilki kebutuhan dasar yang harus dipenuhi, yaitu kebutuhan untuk
hidup dan kebutuhan akan rasa aman. Karena itulah orang-orang tertentu
sering memanfaatkan kekuatan fisiknya untuk menyelesaikan persoalan yang
terkait dengan kebutuhan untuk hidup dan rasa aman.
Untuk
mencegah agar remaja tidak terlibat perkelahian maka pihak yang terkait
seperti keluarga, sekolah, aparat keamanan, perlu menciptakan kondisi
yang sedemikian rupa agar para remaja dapat berpeluang untuk berprestasi
dan bersahabat antar sesama mereka dalam kehidupan sehari-hari serta
fasilitas yang cukup untuk mereka berkreasi, berkomunikasi dan
bereksperimen dengan berbagai pengalaman hidup di bawah pengawasan yang
bersifat membimbing. Mereka berkelahi karena merasa tidak memiliki
prestasi yang di banggakan dan sistem persahabatan yang dapat digunakan
untuk membagi kesulitan hidup. Serta lembaga konsultasi yang menjadi
media bagi mereka untuk mendapatkan solusi yang baik untuk masalah
mereka.
2. Bahaya Ekstasi dan “Pil Koplo”
Sekolah
harus peduli dengan bahaya yang mengancam masa depan siswa secara
keseluruhan ini, jika tidak sekolah akan kehilangan legitimasinya
sebagai institusi formal yang bertanggung jawab terhadap pencerdasan dan
pembentukan pribadi seutuhnya bagi anak-anak bangsa ini.
Salah
satu yang menyebabkan ekstasi dan pil koplo cepat tersebar dikalangan
remaja karena adanya pengelompokan diantara para siswa. Dan obat-obatan
tersebut dapat menyebabkan penggunanya tersingkir secara alami dalam
berbagi bentuk persaingan di kalangan masyarakat sebagai akibat
kurangnya keunggulan dan pengetahuan yang dimilikinya, karena
pengetahuan hanya dapat diperoleh secara sadar.
Dan
model perlindungan yang pantas di berikan adalah penjajakan terhadap
pembetukan kelompok di antara para siswa, dengan menggunakan model
sosiometri di masing-masing kelas. Secara pedagogis sekolah dapat
memasukkan kajian tentang bahayanya pil koplo pada berbagai mata
pelajaran yang relevan seperti agama, kimia, biologi, PKN dan
sebagainya. Dan orang tua juga harus waspada terhadap bahaya tersebut,
hal yang harus dilakukan oleh orang tua adalah waspada terhadap
pergaulan anaknya, dan jika di curigai pergaulan anak tersebut tergolong
pergaulan yang kurang baik, maka perlu adanya campur tangan dengan
kelompok itu secara persuasif. Juga dikalangan masyarakat perlu
melakukan pembinaan remaja tanpa henti.
3. Penyimpangan Moralitas dan Perilaku Sosial Pelajar
Dewasa
ini semakin banyak penyimpangan yang dilakukan oleh remaja, seperti
perampokan, pembunuhan, seks bebas dan lain-lain. Dan berbagai tindak
kriminalitas sebagian besar pelakunya adalah remaja.
Perilaku
sosial dan moralitas yang menyimpang jelas adalah hasil dari
sosialisasi anak tersebut, selain itu filter moral masyarakat yang
sedikit demi sedikit berubah akibat dari transisi kultural (yang
tersirat maupun tersurat dari TV dan media massa) mancanegara yang
ukuran baik-buruknya berbeda dengan budaya kita.
Oleh
karena itu orang tua harus waspada terhadap sosialisasi anak, baik
sadar maupun tidak sadar anak terus mengadaptasi norma social yang yang
sedang tumbuh sesuai dengan daya nalar dan kriteria yang dimilikinya.
D. Pengaruh Pendidikan Agama Terhadap Kehidupan Remaja
Pendidikan agama islam dapat digunakan sebagai terapi terhadap kenakalan remaja, karena sifat ajaran Islam unifersal adalah shiroth al mustaqim, hudan wa rohmah, syifaun lima fi al-sudur dan
bimbingan agama seperti ajaran moral yang diajarkan kepada mereka akan
sangat berpengaruh untuk mencegah mereka dari perbuatan yang buruk.[5]
Selain
itu nilai-nilai akhlak yang ditanamkan sejak kecil akan mencegah mereka
baik sadar maupun tidak sadar untuk cenderung menjauhi hal-hal yang di
larang agama, karena pada dasarnya manusia diciptakan dengan fitrah yang
cenderung mencintai kebaikan dan kebenaran. Oleh karena itu dengan
pengetahuan agama kita bisa mempertajam fitrah kita dan mengarahkan kita
kepada sesuatu yang bersifat hakiki.
Kebanyakan
penyimpangan yang dilakukan oleh remaja adalah karena masalah
sosialisasi anak terkait dengan teman sebayanya. Oleh karena itu kita
sebagai orang tua harus benar-benar memastikan bahwa teman anak kita
adalah teman yang baik dan bukan teman yang menjerumuskan. Oleh karena
itu lingkungan yang agamis dirasa perlu. Juga hadis-hadis nabi yang
sering di sampaikan di dalam rumah tidak hanya di sekolah akan semakin
memperkuat keyakinan anak tersebut untuk bekata tidak pada obat-obatan,
karena anak akan merasa bahwa orang tuanya sangat perhatian terhadapnya.
IV. KESIMPULAN
Masa remaja adalah periode kehidupan transisi manusia dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Pada dasarnaya pertumbuhan dan perkembangan remaja itu dapat dilihat dari karakteristik remaja itu sendiri, seperti yang telah diterangkan di atas.
Dalam
islam terdapat beberapa pendidikan, antara lain pendidikan moral dan
akhlaq yang dapat ditanamkan kepada para remaja sebagai terapi terhadap
kenakalan para remaja. Oleh karena itu lingkungan yang agamis juga
pendidikan yang di tanamkan sejak kecil dirasa perlu.
V. PENUTUP
Demikianlah
makalah yang dapat kami sampaikan, kami sadar dalam makalah ini masih
banyak terdapat kakurangan, oleh karena itu kritik dan saran kami
harapkan guna memotivasi kami untuk membuat makalah yang lebih baik.
Semoga bermanfaat bagi kita semua
DAFATAR PUSTAKA
Suryanto, Hisyam Djihad, Pendidikan di Indonesia Memasuki Millennium III, Yogyakarta: Adicita Karya Nusa, 2000.
Sunarto, Ny. B. Hartono Agung, Perkembangan Peserta Didik, Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 1995.
Thoha Chabib, Pendidikan Islam, Semarang: Pustaka Pelajar Offset, 1996.
[1] Prof. Suryanto, Drs. Djihad Hisyam, Pendidikan di Indonesi Memasuki Millennium III,(Yogyakarta: Adicita Karya Nusa, 2000), hlm. 185.
[2] Prof. Dr. H. Sunarto, Dra. Ny. B. Agung Hartono, Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 1995), hlm. 51-52.
[3] Ibid., hlm. 54-55
[4] Ibid.,” Perkembangan Peserta Didik”, Hlm,58-59.
[5] Drs. HM. Chabib Thoha, MA, Pendidikan Islam (Semarang: Pustaka Pelajar Offset, 1996), hlm. 117
SUMBER: http://fitriano.blogspot.com/p/pendidikan-remaja-dalam-islam.html
Tipstrik,advertising,religi,download,biografi,soekarnois,pucangsewu,trik internet,pucang sewu blogspot,biografi tokoh terkenal
Tipstrik,advertising,religi,download,biografi,soekarnois,pucangsewu,trik internet,pucang sewu blogspot,biografi tokoh terkenal
0 komentar "PENDIDIKAN REMAJA DALAM ISLAM ", Baca atau Masukkan Komentar
Posting Komentar