Beda Pondok Modern, Pesantren Salaf dan Ponpes Salafi
Pondok Pesantren Al-Khoirot (PPA)
adalah kombinasi antara pondok modern dan pesantren salaf. Apa maksudnya?
Secara sederhana definisi pesantren salaf adalah sebuah pesantren yang menganut
sistem tradisional di mana di dalamnya hanya mengajarkan ilmu-ilmu agama dan
sama sekali tidak mengajarkan ilmu umum. Sedangkan pondok modern adalah
pesantren yang di dalamnya menganut sistem pendidikan yang diadopsi dari sistem
pendidikan modern dan materi yang dipelajari merupakan kombinasi antara ilmu
agama dan ilmu umum. Ciri khas pondok modern adalah penekanannya pada kemampuan
berbahasa asing secara lisan sedangkan keunikan pesantren salan adalah lebih
menekankan pada kemampuan penguasaan kitab kuning. Contoh pesantren salaf yang murni
adalah Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruan. Sedangkan contoh pondok modern
adalah Pondok Modern Gontor.
DAFTAR ISI
- PESANTREN SALAF
- Pengertian kata Salaf
- Kata Salaf dalam istilah Pesantren
- Metode Belajar Mengajar
- Ciri Khas Kultural dan Administratif
- Ciri Khas Kualitas Keilmuan
- Daftar Ponpes Salaf Murni
- Daftar Pesantren Salaf Modern
- PONDOK MODERN
- PESANTREN SALAFI WAHABI
Pesanten Salaf adalah bentuk asli
dari lembaga pesantren. Sejak pertama kali didirikan oleh Wali Songo, format
pendidikan pesantren adalah bersistem salaf. Kata salaf berasal dari bahasa
Arab السلف. Dari akar kata yang sama aAda beberapa makna dari kata ‘salaf’ yang
berbeda-beda. Harap dibedakan antara pesantren salaf sebagai sebuah sistem
penditikan dengan aliran salafi wahabi.
(a) Salaf dengan bentuk jamak aslaf
(أَسْلُفٌ) dan suluf (سُلُوفٌ) bermakna kulit yang belum disamak atau samaknya
tidak dianggap sah. Salaf bisa juga berarti wadah yang besar.
(b) Salif (سَلِف) dengan bentuk
jamak aslaf (أَسْلافٌ) bermakna kulit; ipar; yang lalu; sedikit; perbandingan;
(c) Salaf (سَلَف) dengan bentuk
jamak aslaf (أَسْلافٌ), sallaf (سُلاَّفٌ), suluf ( سُلُف ) bermakna setiap
pendahulu yakni ayah, kakek, nenek moyang dan kerabat dalam segi usia dan
keutamaan.
(d) Salaf adalah setiap amal saleh
yang dilakukan di masa lalu; atau apa yang telah lalu dari harga barang yang
dijual. Dalam jual beli atau muamalah salaf berarti hutang yang tidak ada
manfaatnya pada muqradh fih
(e) Salaf soleh adalah ayah, kakek,
nenek moyang yang dihormati.
(f) Salaf kholaf adalah generasi masa kini dan masa lalu.
(g) Madzhab Salaf adalah madzhabnya kalangan ulama terdahulu.
(f) Salaf kholaf adalah generasi masa kini dan masa lalu.
(g) Madzhab Salaf adalah madzhabnya kalangan ulama terdahulu.
Kata salaf dalam pengeritan
pesantren di Indonesia dapat dipahami dalam makna literal dan sekaligus
terminologis khas Indonesia. Secara literal, kata salaf dalam istilah pesantren
adalah kuno, klasik dan tradisional sebagai kebalikan dari pondok modern,
kholaf.atau ashriyah.
Secara terminologi sosiologis,
pesantren salaf adalah sebuah pesantren yang mengajarkan ilmu-ilmu agama saja
kepada para santri. Atau, kalau ada ilmu umum, maka itu diajarkan dalam
porsi yang sangat sedikit. Umumnya, ilmu agama yang diajarkan meliputi
Al-Quran, hadits, fikih, akidah, akhlak, sejarah Islam, faraidh (ilmu waris
Islam), ilmu falak, ilmu hisab, dan lain-lain. Semua materi pelajaran
yang dikaji memakai buku berbahasa Arab yang umum disebut dengan kitab kuning,
kitab gundul, kitab klasik atau kitab turots.
Metode belajar mengajar di pesantren
salaf terbagi menjadi dua yaitu metode sorogan wetonan dan metode klasikal.
Metode sorogan adalah sistem belajar mengajar di mana santri membaca kitab yang
dikaji di depan ustadz atau kyai. Sedangkan sistem weton adalah kyai membaca
kitab yang dikaji sedang santri menyimak, mendengarkan dan memberi makna pada
kitab tersebut. Metode sorogan dan wethonan merupakan metode klasik dan paling
tradisional yang ada sejak pertama kali lembaga pesantren didirikan dan masih
tetap eksis dan dipakai sampai saat ini.
Adapun metode klasikal adalah metode
sistem kelas yang tidak berbeda dengan sistem modern. Hanya saja bidang studi
yang diajarkan mayoritas adalah keilmuan agama.
Ciri khas kultural yang terdapat
dalam pesantren salaf yang tidak terdapat dalam pondok modern antara lain:
- Santri lebih hormat dan santun kepada kyai, guru dan seniornya.
- Santri senior tidak melakukan tindak kekerasan pada yuniornya. Hukuman atau sanksi yang dilakukan biasanya bersifat non-fisikal seperti dihukum mengaji atau menyapu atau mengepel, dll.
- Dalam keseharian memakai sarung.
- Berafiliasi kultural ke Nahdlatul Ulama (NU) dengan ciri khas seperti fikih bermadzhab Syafi’i, akidah tauhid Asy’ariyah Maturidiyah, tarawih 20 rakaat plus 3 rokaat witir pada bulan Ramadan, baca qunut pada shalat Subuh, membaca tahlil pada tiap malam Jum’at, peringatan Maulid Nabi, Isra’ Mi’raj.
- Sistem penerimaan tanpa seleksi. Setiap santri yang masuk langsung diterima. Sedangkan penempatan kelas sesuai dengan kemampuan dasar ilmu agama yang dimiliki sebelumnya.
- Biaya masuk pesantren salaf umumnya jauh lebih murah dan itdak ada daftar ulang setiap tahunnya.
- Infrastruktur lebih sederhana.
Santri pesantren salaf memiliki kualitas
keilmuan yang berbeda dengan santri pondok modern antara lain sebagai berikut:
- Menguasai kitab kuning atau literatur klasik Islam dalam bahasa Arab dalam berbagai disiplin ilmu agama.
- Menguasai ilmu gramatika bahasa Arab atau Nahwu, Sharaf, balaghah (maany, bayan, badi’), dan mantiq secara mendalam karena ilmu-ilmu tersebut dipelajari serius dan menempati porsi cukup besar dalam kurikulum pesantren salaf di samping fikih madzhab Syafi’i.
- Dalam memahami kitab bahasa Arab santri salaf memakai sistem makna gandul dan makna terjemahan bebas sekaligus.
Yang dimaksud ponpes salaf murni
adalah pesantren yang kurikulumnya murni mengajarkan bidang studi ilmu agama
saja baik melalui sistem madrasah diniyah maupun pengajian sorogan, wetonan dan
bandongan. Di ponpes salaf murni tidak ada pendidikan formalnya. Santri juga
tidak boleh sekolah formal di luar pesantren namun dibolehkan mengikuti program
WAJAR DIKDAS (Wajib Belajar Pendidikan Dasar) sistem Paket A (setara SD/MI),
Paket B (setara SLTP) dan Paket C (setara SLTA). Pesantren salaf murni, disebut
juga dengan salafiyah, memang bertujuan untuk mencetak ulama ahli agama. Saat
ini, pesantren salaf murni tidak banyak. Berikut beberapa di antaranya:
- Ponpes Sidogiri Pasuruan, Jatim
- Ponpes Langitan Tuban, Jatim
- Ponpes Lirboyo Kediri, Jatim
- Ponpes Ploso, Kediri
- PP Al-Anwar, Sarang, Rembang, Jateng.
- PP MIS, Sarang, Rembang.
- PP MUS, Sarang, Rembang.
- Pesantren Cidahu, Pandeglang, Banten
- Pesantren Putri Salafiyah, Bangil, Jatim
Silahkan tambahkan di kotak komentar
apabila ada ponpes salaf murni yang belum masuk daftar di atas.
Saat ini, umumnya pesantren yang
dulunya salaf murni sudah beradaptasi dan mengkombinasikannya dengan sistem modern
dalam arti ada pendidikan formal dan sistem pembelajaran bahasa Arab atau
Inggris aktif di samping pendidikan kitab kuning. Beberapa pesantren kominasi
ini ada yang berhasil tetap mempertahankan sistem salafnya yakni kemampuan
membaca kitab kuning, namun tidak sedikit yang kalah sama sistem modernnya di
mana santri hanya bisa berbicara bahasa Arab, tapi kesulitan memahami kitab
gundul. Berikut beberapa di antaranya:
- Pesantren Al-Khoirot Malang, Jatim
- Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo, Jatim
- Pesantren Bata-bata Pamekasan, Madura
- Pesantren Salafiyah Sukorejo, Situbondo
- Pesantren Krapyak, Yogyakarta
- Pesantren Buntet, Cirebon
- Pesantren Purba, Sumatera Utara
- Pesantren Al-Khairaat, Sulawesi.
Silahkan tambahkan di kotak komentar
apabila ada ponpes kombinasi salaf modern dan berhasil mempertahankan tradisi
kitab kuningnya yang belum masuk daftar di atas.
Pondok modern adalah anti-tesa dari
pesantren salaf. Sistem ini dipopulerkan pertama kali oleh Pondok Modern
Darussalam Gontor Ponorogo yang kemudian diduplikasi di pesantren lain yang
memakai label modern. Pondok Modern disebut juga dengan pesantren kholaf
(modern) sebagai akronim dari salaf atau ashriyah.
- Umumnya memakai ssitem klasikal.
- Ilmu umum dan agama sama-sama dipelajari.
- Penekanan pada bahasa asing Arab dan Inggris percakapan.
- Penguasaan kitab kuning kurang.
- Sebagian memakai kurikulum sendiri seperti Gontor. Sedangkan sebagian yang lain memakai kurikulum pemerintah.
- Lebih disiplin dan lebih agresif.
- Mirip dengan sistem militer, santri senior mendominasi. Kekerasan menjadi budaya dalam memberi sanksi pada santri yunior.
- Sopan santun agak kurang setidaknya menurut standar pesantren salaf.
- Pendaftaran dengan sistem seleksi sehingga tidak semua calon santri diterima.
- Biaya masuk umumnya lebih tinggi dari pesantren salaf.
- Ada daftar ulang setiap tahun layaknya sistem administrasi di sekolah.
- Secara finansial lebih tercukupi karena biaya relatif tinggi dibanding salaf.
- Pintar berbahasa Arab percakapan tapi kurang dalam kemampuan penguasaan literatur kitab kuning karya para ulama salaf.
- Kemampuan membaca kitab gundul kurang.
- Kemampuan memahami Al-Quran dan tafsirnya kurang.
- Kemampuan dan pengetahuan tentang hadis dan ilmu hadis kurang.
- Kemampuan dalam ilmu fikih dan ushul fiqih sangat kurang.
- Kemampuan ilmu gramatika Bahasa Arab seperti Nahwu, sharaf, balaghah, mantiq, kurang.
Ciri khas yang paling mudah
diketahui dari ponpes Wahabi adalah: tidak ada qunut saat shalat subuh dan
tidak ada tahlilan pada malam Jumat serta tidak ada materi pelajaran tasawuf
dan tauhid Asy’riyah.
Istilah Salafi ada dua macam. Pertama,
Salafi sebagai sinonim dari salaf atau salafiyah. Sebagian pesantren NU juga
memakai istilah Salafi. Kedua, salafi sebagai gerakan yang
dikampanyekan oleh kelompok Islam radikal yang bernama gerakan Wahabi.
Pesantren Salafi dengan makna kedua ini berbeda jauh dengan pesantren salaf
(tanpa ‘i’) atau salafiyah. Keduanya berbeda jauh bagaikan langit dan bumi.
Pesantren Wahabi Salafi adalah pesantren yang akidahnya menganut idelogi Wahabi
Arab Saudi yang radikal. Akan tetapi mereka lebih suka menyebut dirinya dengan
Pesantren Salafi, bukan Pesantren Wahabi. Atau, Salafi Wahabi. Itulah sebabnya
banyak kalangan muslim NU (Nahdlatul Ulama) yang merasa tertipu ketika masuk
ponpes Wahabi Salafi yang dikira berfaham salaf atau salafiyah tapi ternyata
berfaham Wahabi.
Kalau pesantren salaf lebih terkait
dengan metode pendidikan yang berada di sebuah pesantren, sedangkan Pesantren
Salafi lebih bermakna sebuah pesantren yang berideologi Wahabi atau Wahabi
Salafi.
Akidah pesantren Salafi Wahabi sama
dengan akidah gerakan Wahabi itu sendiri yang ciri khasnya sebagai berikut:
- Doktrin tauhid sebagaimana yang diajarkan oleh Muhammad bin Abdul Wahab, pendiri Wahabi yang mengambil inspirasi dari Ibnu Taimiyah. Salah satu ciri khasnya adalah pembagian tauhid menjadi tiga yakni tauhid rububiyah, tauhid uluhiyah, dan tauhid al-asma was shifat.
- Dalam bidang fikih umumnya merujuk pada madzhab Hanbali. Yang salah satu ciri khasnya yang menonjol adalah tidak ada qunut waktu shalat subuh, dan tidak najisnya kotoran hewan. Walaupun dalam bidang tertentu seperti soal talak dan tawasul mereka berbeda pendapat dengan mazhab Hanbali.
- Dalam persoalan hukum baru, mereka merujuk pada pandangan ulama fikih kontemporer mereka yaitu Abdullah bin Baz, Ibnu Uthaimin, Al-Bani (dalam soal hadits), Al-Fauzab, dan lain-lain. Banyak dari ulama utama Wahabi ini yang cenderung bermazhab Zhahiri, yaitu mazhab yang tidak mengakui adanya qiyas sebagai salah satu sumber hukum Islam.
- Dalam bidang tauhid, mereka mengikuti doktrin Ibnu Taimiyah yang dikenal sebagai kaum mujassimah (menganggap Allah itu punya fisik dan bertempat tinggal seperti makhluk) suatu pandangan yang menurut ulama Ahlussunnah Wal Jamaah dianggap sesat.
- Menyebarkan ajaran yang mereka klaim sebagai “kemurnian Islam” seperti era Salafus Sholeh dan mengeritik keras praktik umat Islam yang dianggap tidak murni dengan label bid’ah, syirik, kufur. Suatu klaim yang tidak berdasar. Yang benar adalah ajaran mereka bukan meniru Salafussoleh, tapi meniru Ibnu Taimiyah dan Muhammad bin Abdul Wahab yang terakhir ini baru lahir pada abad ke-18 masehi.
- Praktik yang dianggap bid’ah dan syirik oleh Wahabi antara lain tahlil, ziyarah kubur, peringatan Maulid Nabi, peringatan Isra’ Mi’raj, peringatan 1 Muharam, dll.
- Menolak kritik dari luar dan menyebut pengeritiknya sebagai Syiah Rafidhah atau konspirasi Zionisme Yahudi atau Freemason.
- Ada dua tipe Salafi Wahabi yaitu Wahabi Arab Saudi dan Wahabi Yaman.
- Wahabi Arab Saudi cenderung pro pemerintah yang berkuasa sedang Wahabi Yaman cenderung anti-pemerintah dan lebih radikal. Kelompok teroris banyak berasal dari didikan Salafi Yaman ini di bawah pimpinan Muqbil Al-Wadi’iy. Sementara, Wahabi pro Arab Saudi bersikap sebagai simpatisan terhadap Wahabi Yaman.
Kaum fanatik Wahabi keberatan kalau
mereka disebut Wahabi. Inginnya, mereka disebut Salafi. Namun, penyebutan
Wahabi sudah ada sejak Muhammad bin Abdul Wahab membuat aliran tersebut. Bahkan
tidak sedikit dari para ulama yang menganggap bahwa aliran Wahabi bukan bagian
dari kelompok Ahlussunnah Wal Jamaah.
Ash-Shawi dalam Hasyiyah ‘ala Tafsir
al-Jalalain 3/307 menyatakan bahwa Wahabi adalah sama dengan kaum Khawarij yang
suka menghalalkan darah saudaranya sesama muslim. Sedangkan Ibnu Abidin
Al-Hanafi dalam kitab Hasyiyah Radd al-Muhtar 4/262 menyatakan bahwa pengikut
Muhammad bin Abdul Wahhab adalah kaum Khawarij modern.
Kalau Wahabi Ditanya Siapakah Wahabi itu?
Kalau Wahabi Ditanya Siapakah Wahabi itu?
Kelompok Wahabi tidak suka disebut
Wahabi dan tidak mau mengakui bahwa mereka adalah Wahabi. Mereka lebih suka
disebut Salafi. Ada banyak faktor mengapa mereka tidak mau disebut Wahabi,
salah satunya adalah karena stigma nama Wahabi yang identik dengan berbagai hal
yang negatif, ekstrim, radikal dan tidak toleran. Suatu label yang sangat tidak
islami. Oleh karena itu, ketika ada orang awam yang bertanya kepada mereka
siapakah Wahabi dan Khawarij itu, mereka akan berusaha mengelak dan akan
menjawab demikian:
- Wahabi adalah sebuah gerakan di Afrika yang didirikan oleh Abdul Wahab bin Rustum yang juga disebut dengan kaum Ibadiyah. Itulah sebabnya ia disebut Wahabi diambil dari nama awalnya.
- Istilah Wahabi tidak tepat apabila ditujukan pada gerakan yang didirikan oleh Muhammad bin Abdul Wahhab Arab Saudi. Seandainya ini yang dimaksud, tentu nama gerakannya bukan Wahabi tapi Muhammadi.
- Julukan neo-Khawarij lebih tepat ditujukan pada gerakan Abdul Wahab bin Rustum, sedangkan gerakan Muhammad bin Abdul Wahab lebih tepat disebut gerakan Salafi Sunni.
- Karena itu, label Neo Khawarij itu ditujukan pada gerakan Wahabi buatan Abdul Wahab bin Rustum, bukan Wahabi buatan Muhammad bin Abdul Wahhab. (lihat artikel di situs wahabi ini: http://islamqa.info/ar/112822 yang terjemahannya bisa dibaca di berbagai situs milik ustadz Wahabi Indonesia)
Alasan kaum Wahabi di atas tidak
benar, karena:
- Mayoritas ulama Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja) yang lahir pada masa atau setelah berdirinya Wahabi menyebut gerakan yang didirikan Muhammad bin Abdul Wahhab ini dengan nama Wahhabiyah (dalam bahasa Arab), dan Wahhabism (dalam bahasa Inggris), Wahabisme atau Wahabi (dalam bahasa Indonesia).
- Menyebut gerakan Muhammad bin Abdul Wahhab dengan memakai Muhammadi (diambil dari nama awal, seperti klaim mereka) justru tidak tepat. Karena, nama Muhammad di kalangan orang Arab bukanlah nama yang unik. Banyak nama orang memakai nama Muhammad. Itulah sebabnya mazhab yang didirikan oleh Ahmad bin Hanbal disebut dengan mazhab Hanbali, bukan Ahmadi. Mazhab yang didirikan oleh Muhammad bin Idris As-Syafi’i disebut mazhab Syafi’i, bukan mazhab Muhammadi, dan seterusnya.
Ulama Ahlussunah Menyebut mereka
Wahabi
Ulama Ahlussunnah Timur Tengah yang
menulis buku dan menyebut gerakan buatan Muhammad bin Abdul Wahhab ini dengan
sebutan Wahabi sangat banyak bahkan menjadi judul buku mereka. Yang terkenal
antara lain:
- Buku Al-Wahhabiyah Tusyawwihul Islam wa Tuakhirul Muslimin (Gerakan Wahabi Mempermalukan Islam dan Membawa Umat Terbelakang) karya sekumpulan ulama Mesir.
- Buku Hazihi Hiya Al-Wahhabiyah (Ini Dia Wahabi) karya Muhammad bin Jawwad Mughniyah
- Buku Al-Radd alal Wahhabiyah (Penolakan pada Wahabi0 karya Sulaiman bin Abdul Wahab yang kebetulan saudara kandung Muhammad bin Abdul Wahhab.
- Buku-buku lain dapat dilihat di sini.
Sistem pendidikan yang dianut pada
pesantren Salafi umumnya sistem modern dalam arti memberlakukan pendidikan
formal dari Playgroup, TK sampai perguruan tinggi. Walaupun ada juga
program Tahfidz Al-Quran di sebagian pesantren salafi seperti Al-Bukhori Solo.
Berikut beberapa Pesantren Wahabi.
Silahkan tambahkan daftar ini di kotak komentar apabila terdapat ponpes Salafi
di tempat Anda.
Tujuan membuat daftar pesantren
Wahabi ini ada dua: (a) Agar kaum Wahabi tidak kerepotan dalam mencari
pesantren untuk anak-anak mereka; (b) agar wali santri kalangan NU tahu dan
tidak terjerumus atau terperangkap masuk ke dalam pesantren mereka. Kasihan
kalau sudah bayar mahal ternyata salah masuk, bukan?
1. Ma’had Imam Buhori Solo
2. Ma’had Al-Ukhuwah Sukoharjo
3. Ma’had Ibnu Abas Sragen
4. PONPES Islam Al-Irsyad Semarang
5. Ma’had Al-Furqon Gresik
6. Ma’had Ali Bin Abi Thalib Surabaya
7. Sekolah Dirosah Islamiyah Sumbersari
8. Ma’had Al-Qudwah Kediri
9. Ma’had Abu Huroiroh Mataram
10. Ma’had Al-Furqon Pekanbaru
11. PONPES Salman Al-Farisi Kediri
12. Ma’had Imam Syafi’i Banyuwangi
13. Ma’had Minhajul Sunnah Bogor
14. Yatim Ibnu Taimiyah Bogor
15. Ma’had Hidayatunnajah Bekasi
16. Ma’had Ibnu Hajar Jakarta Timur
17. Ma’had Madinatul Qur’an Bogor
18. Ma’had Ummahatul Mu’minin Jakarta Pusat
19. Ma’had Riyadusholihin Pandeglang
20. Ma’had Al-Ma’tuq Sukabumi
21. Ma’had Rahmatika Al-Atsary Subang
22. Ma’had Assunah Cirebon
23. PONPES Annajiyah Bandung
24. Ma’had Assunnah Tasikmalaya
25. Ma’had Ali Imam Syafi’i Cilacap
26. Islamic Center Ibnu Bin Baz Yogyakarta
27. Ma’had Jamilurrohman Yogyakarta
28. Pesantren Al I’tishom, Karawang, Jawa Barat
29. Mahad Ali Al’irsyad, Surabaya , Jawa Timur.
30. Pondok Pesantren Al Ukhuwah, Sukoharjo, Jawa Tengah
31. Pesantren Imam Syafii, Cilacap, Jawa Tengah
32. Yayasan Mutiara Islam, Bogor , Jawa Barat
33. Yayasan Qolbun Salim, Malang , Jawa Timur
34. Yayasan Al Sofwa, Jakarta
35. Mahad Ibnu Abbas As Salafi, Solo, Jawa Tengah
36. Ar-Rahmah, Malang.
2. Ma’had Al-Ukhuwah Sukoharjo
3. Ma’had Ibnu Abas Sragen
4. PONPES Islam Al-Irsyad Semarang
5. Ma’had Al-Furqon Gresik
6. Ma’had Ali Bin Abi Thalib Surabaya
7. Sekolah Dirosah Islamiyah Sumbersari
8. Ma’had Al-Qudwah Kediri
9. Ma’had Abu Huroiroh Mataram
10. Ma’had Al-Furqon Pekanbaru
11. PONPES Salman Al-Farisi Kediri
12. Ma’had Imam Syafi’i Banyuwangi
13. Ma’had Minhajul Sunnah Bogor
14. Yatim Ibnu Taimiyah Bogor
15. Ma’had Hidayatunnajah Bekasi
16. Ma’had Ibnu Hajar Jakarta Timur
17. Ma’had Madinatul Qur’an Bogor
18. Ma’had Ummahatul Mu’minin Jakarta Pusat
19. Ma’had Riyadusholihin Pandeglang
20. Ma’had Al-Ma’tuq Sukabumi
21. Ma’had Rahmatika Al-Atsary Subang
22. Ma’had Assunah Cirebon
23. PONPES Annajiyah Bandung
24. Ma’had Assunnah Tasikmalaya
25. Ma’had Ali Imam Syafi’i Cilacap
26. Islamic Center Ibnu Bin Baz Yogyakarta
27. Ma’had Jamilurrohman Yogyakarta
28. Pesantren Al I’tishom, Karawang, Jawa Barat
29. Mahad Ali Al’irsyad, Surabaya , Jawa Timur.
30. Pondok Pesantren Al Ukhuwah, Sukoharjo, Jawa Tengah
31. Pesantren Imam Syafii, Cilacap, Jawa Tengah
32. Yayasan Mutiara Islam, Bogor , Jawa Barat
33. Yayasan Qolbun Salim, Malang , Jawa Timur
34. Yayasan Al Sofwa, Jakarta
35. Mahad Ibnu Abbas As Salafi, Solo, Jawa Tengah
36. Ar-Rahmah, Malang.
Sumber: http://www.alkhoirot.com/beda-pondok-modern-dan-pesantren-salaf/comment-page-2/#comment-38704
0 komentar "Beda Pondok Modern, Pesantren Salaf dan Ponpes Salafi", Baca atau Masukkan Komentar
Posting Komentar