KEDISIPLINAN SHALAT BERJAMA’AH DALAM MEMBENTUK AKHLAKUL KARIMAH

Ditulis oleh: -









Dalam kitab i’anatuttholibin Imam Abi Bakar Utsman Syato’ menukil pendapatnya Imam Al Manawi berkata bahwa hikmah disyariatkannya jama’ah adalah terselenggaranya rangkaian kerukunan diantara orang-orang yang sholat, karena itu disyariatkan dilaksanakan di masjid supaya bisa saling bertemu antar tetangga di waktu-waktu sholat.[13][13] Melaksanakan shalat lima waktu dengan berjamaah termasuk ibadah termulia dan cara terbaik untuk mendekatkan diri kepada Allah.[14][14] Kesempatan saling bertemu di masjid itulah sebagai langkah awal membangun kebersamaan dalam segala bidang, sehingga dalam diri mereka dan lingkungan masyarakat setempat terpancar siraman ruhani yang dapat membentuk akhlakul karimah.
Akhlakul karimah berasal dari dua kata yakni akhlak dan karimah. akhlak berarti budi pekerti, tingkah laku, perangai, sedangkan karimah berarti kemuliaan, kedermawanan, murah hati, dermawan.[15][15] Selanjutnya Partanto dan Al Barry mendefinisikan akhlakul karimah sebagai akhlak mulia (agung atau luhur).[16][16] Akhlak pada dasarnya adalah sikap yang melekat pada diri seseorang secara spontan diwujudkan dalam tingkah laku atau perbuatan. Maka dengan demikian, akhlakul karimah dalam penelitian ini adalah sikap positif yang melekat pada diri seseorang yang diwujudkan dalam tingkah laku atau perbuatan yang merupakan manifestasi keimanan dan keislamannya.

Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kepustakaan atau library research (kepustakaan)[18][18], yaitu jenis penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan macam - macam materi yang terdapat di ruang kepustakaan, misalnya : buku, majalah, naskah, catatan, dan lain - lain yang berhubungan dengan judul tersebut.
Sumber primer  yaitu hasil-hasil penelitian atau tulisan-tulisan karya peneliti atau teoritisi yang orisinil[19][19]. Dalam hal ini yang menjadi sumber data primer adalah Kitab Fathul Mu’in tentang Shalat Jamaah.



Sumber data sekunder yaitu sumber data yang diambil atau didapat dari sumber kedua, tidak langsung diselidiki.[20][20] Sumber data sekunder dijadikan sebagai sumber data yang dapat digunakan untuk sarana pendukung dalam memahami masalah yang akan diteliti. Adapun yang dijadikan sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah buku-buku  dan kitab - kitab salaf yang relevan dengan judul.
Metode pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data.[21][21] Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan library research yaitu mencari data dengan cara melakukan penelusuran terhadap buku-buku, sejumlah tulisan perpustakaan, dan menelaahnya.
a.        Analisis deskriptif, yaitu bertujuan memberikan predikat kepada variabel yang diteliti susuai dengan tolok ukur yang sudah ditentukan.[22][22]  Analisis ini hanya sampai pada taraf deskripsi, yaitu menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematis sehingga dapat lebih mudah dipahami dan disimpulkan.  
b.        Analisis deduktif, yaitu berpikir dari suatu pengetahuan yang sifatnya umum dan bertitik tolak dari pengetahuan umum itu kita kehendaki meneliti kejadian khusus.[23][23] Metode ini digunakan dalam pembahasan yang bersifat teoritis, yaitu untuk menganalisa buku-buku literatur yang ada guna memberikan penjelasan dan permasalahan yang secara garis besar kemudian dijelaskan lebih rinci sehingga akan mudah dipahami. 










0 komentar "KEDISIPLINAN SHALAT BERJAMA’AH DALAM MEMBENTUK AKHLAKUL KARIMAH ", Baca atau Masukkan Komentar

Posting Komentar