TIPUAN , KEBOHONGAN DAN KEPALSUAN KEHIDUPAN DUNIA
Oleh Fadhil ZA
Banyak orang yang tidak menyadari bahwa
kehidupan dunia ini penuh dengan tipuan , kebohongan dan kepalsuan. Apa yang
terlihat indah belum tentu indah dijalani demikian pula apa yang terlihat buruk
belum tentu buruk ketika dijalani.
Banyak orang yang tertipu dalam menjalani kehidupan dunia ini akhirnya hidup dalam penderitaan, kemelut dan
stress berkepanjangan yang tidak pernah berakhir
Dalam Al-Qur’an Allah telah
mengingatkan pada kita tentang tipuan dan kepalsuan kehidupan dunia ini,
agar kita hati hati dan waspada menghadapinya. Antara lain dalam surat Al Hadit
ayat 20 :
20. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan
dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-
megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak,
seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman
itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan
di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta
keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang
menipu. (Al Hadit 20)
Kehidupan dunia hanya
permainan
Dalam surat Al Hadit ayat 20 diatas
Allah menegaskan bahwa kehidupan dunia ini hanyalah perrmainan, senda gurau ,
perhiasan dan berlomba banyak tentang harta dan anak anak. Perumpamaannya
seperti tanam tanam yang tumbuh subur menghijau mengagumkan para petani,
kemudian menjadi kuning layu dan hancur. Kehidupan yang sebenarnya adalah
kehidupan akhirat, kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan sementara ,
kesenangan fatamorgana.
Kehidupan dunia ini diperlihatkan indah
bagi orang yang kafir dan tidak beriman pada Allah dan kehidupan akhirat. Orang
yang kurang ilmunya, dan condong mengikuti hawa nafsunya , lebih mengutamakan
kehidupan dunia daripada akhirat. Mereka asyik dengan permainan dan kesenangan
dunia yang bersifat hanya sementara ini. Mereka tidak peduli dengan kehidupan
akhirat. Umumnya mereka baru menyadari kekeliruannya jika nyawa sudah sampai di
tenggorokan.
Dunia tempat
singgah sementara
Banyak orang yang tidak menyadari bahwa
kehidupan dunia ini hanyalah kehidupan sementara. Kehidupan yang sebenarnya
adalah kehidupan diakhirat kelak. Kehidupan dunia dibandingkan kehidupan
akhirat tidaklah ada artinya. Rasulullah mengatakan perbandingan kehidupan
dunia dengan akhirat diumpamakan seperti seorang yang pergi ketepi pantai
kemudian mencelupkan telunjuknya kedalam air laut. Maka air yang melekat
ditelunjuknya itulah perumpamaan hidup
didunia, dan air yang tertinggal dilautan itulah perumpamaan kehidupan
akhirat. Sungguh perbandingan yang amat mencolok.
Kita hidup di dunia dibatasi oleh ruang dan waktu, mulai
sejak dilahirkan dan berakhir sampai kita
wafat, paling lama 90 atau 100
tahun. Kemampuan kitapun amat terbatas semakin tua kita semakin lemah. Sedang
kehidupan akhirat dimulai sejak kita wafat sampai waktu yang tidak ada akhirnya
(abadi)
Walaupun demikian sedikit sekali orang
yang memahami hal itu, sebagian besar penduduk dunia ini lebih mengutamakan
kehidupan dunia dari pada akhirat. Seluruh hidupnya tercurah untuk mencari
harta, kekayaan , kesenangan dan kenikmatan hidup dunia, mereka tidak
peduli dengan kehidupan akhirat. Mereka menganggap kehidupan akhirat hanyalah
hayalan kosong saja. Allah menjelaskan hal ini dalam surat Al Insan 27
27.
Sesungguhnya mereka (orang kafir) menyukai kehidupan dunia dan mereka tidak
memperdulikan kesudahan mereka, pada hari yang berat (hari akhirat). (Al Insan 27)
Sebagian besar manusia lebih tertarik
mengumpulkan harta dan kekayaan sebanyak banyaknya daripada mengumpulkan amal
ibadah untuk kehidupan akhirat. Mereka mencari harta dan kekayaan dengan
menghalalkan segala cara tidak peduli halal dan haram. Mereka tidak peduli
dengan kehidupan akhirat. Mereka inilah kelompok orang yang tertipu oleh
kehidupan dunia. Sikap kehati hatian Rasulullah dalam menghadapi kehidupan
dunia bisa kita lihat dari beberapa riwayat berikut ini
Suatu ketika Ibnu Mas’ud radhiyallahu
‘anhu melihat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidur di atas selembar
tikar. Ketika bangkit dari tidurnya tikar tersebut meninggalkan bekas pada
tubuh beliau. Berkatalah para shahabat yang menyaksikan hal itu, “Wahai
Rasulullah, seandainya boleh kami siapkan untukmu kasur yang empuk!” Beliau
menjawab:
“Ada
kecintaan apa aku dengan dunia? Aku di dunia ini tidak lain kecuali seperti
seorang pengendara yang mencari teteduhan di bawah pohon, lalu beristirahat,
kemudian meninggalkannya.” (HR. At-Tirmidzi no. 2377, dishahihkan Asy-Syaikh
Al- Albani rahimahullahu dalam Shahih At-Tirmidzi)
Umar ibnul Khaththab radhiyallahu ‘anhu
pernah menangis melihat kesahajaan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
sampai beliau hanya tidur di atas selembar tikar tanpa dialasi apapun. Umar
radhiyallahu ‘anhu berkata:
Aku
melihat bekas tikar di lambung/rusuk beliau, maka aku pun menangis, hingga
mengundang tanya beliau, “Apa yang membuatmu menangis?” Aku menjawab, “Wahai
Rasulullah, sungguh Kisra (raja Persia, –pent.) dan Kaisar (raja Romawi –pent.)
berada dalam kemegahannya, sementara engkau adalah utusan Allah [2].” Beliau
menjawab, “Tidakkah engkau ridha mereka mendapatkan dunia sedangkan kita
mendapatkan akhirat?” (HR. Al-Bukhari no. 4913 dan Muslim no. 3676)
Dalam kesempatan yang sama, Umar ibnul
Khaththab radhiyallahu ‘anhu berkata kepada Nabinya:
“Mohon
engkau wahai Rasulullah berdoa kepada Allah agar Allah memberikan kelapangan
hidup bagi umatmu. Sungguh Allah telah melapangkan (memberi kemegahan) kepada
Persia dan Romawi, padahal mereka tidak beribadah kepada Allah Subhanahu wa
Ta’ala.” Rasulullah meluruskan duduknya, kemudian berkata, “Apakah engkau dalam
keraguan, wahai putra Al-Khaththab? Mereka itu adalah orang-orang yang
disegerakan kesenangan (kenikmatan hidup/rezeki yang baik- baik) mereka di
dalam kehidupan dunia [3] ?” (HR. Al-Bukhari no. 5191 dan Muslim no. 3679)
Demikianlah nilai dunia, bagi orang
yang beriman . Orang yang bertakwa mengarungi dunia dengan hati hati mereka
enggan untuk tenggelam di dalamnya, mereka sadar bahwa dunia ini hanyalah
tempat hidup sementara, persinggahan atau tempat penyeberangan………. Di
ujung sana menanti kehidupan yang abadi yang keutamaannya tidak
bisa dibandingkan dengan kehidupan dunia.
Pada hari berbangkit nanti manusia
merasa bahwa mereka hanya tinggal didunia sebentar saja. Kehidupan didunia
terasa amat singkat seperti sekejap mata saja dibandingkan dengan kehidupan
akhirat yang kekal dan abadi . Hal ini
dinyatakan dalam surat An Naziat 46 :
46. Pada hari mereka melihat hari berbangkit itu, mereka
merasa seakan-akan tidak tinggal (di dunia) melainkan (sebentar saja) di waktu
sore atau pagi hari (An Naziat 46)
Orang yang beriman lebih mementingkan
kehidupan akhirat daripada kehidupan dunia. Mereka selalu awas dan waspada
terhadap berbagai jebakan dan tipuan dunia , yang dapat menghancurkan
kehidupan mereka di akhirat nanti.
Keyakinan yang menipu
Sebuah kebohongan dan kebathilan jika
sudah tertanam didalam fikiran bawah sadar seseorang , sulit untuk dikoreksi.
Dibutuhkan usaha ekstra ketat dan ulet untuk membongkar kekeliruan itu. Mereka
yang tidak mau berfikir dan menggunakan akalnya dengan baik akan terus terlena
dalam kebohongan dan kebathilan itu.
Apa yang tertanam didalam fikiran bawah
sadar merupakan kebenaran mutlak bagi setiap orang. Terlepas apakah paham
mereka itu salah atau benar, baik atau buruk . Bagi mereka apa yang diyakini
dalam bawah sadar itulah kebenaran yang harus dibela dan dipertahankan.
Disinilah munculnya keyakinan yang menipu. Sangat sulit menyadarkan manusia
dari keyakinan yang keliru dan menipu ini. Tanpa hidayah dan bimbingan Allah
seseorang tidak akan bisa keluar dari keyakinannya yang keliru itu.
Seseorang yang sudah ditanamkan
keyakinan bahwa Yesus adalah anak Tuhan dan merupakan bagian tak terpisahkan dari Tuhan , atau
seorang penyembah berhala dan Tuhan tuhan lainnya selain Allah amat sulit untuk
keluar dari keyakinannya itu. Bagi setiap orang apa yang sudah tertanam didalam
alam bawah sadarnya adalah kebenaran
mutlak, tidak peduli apakah keyakinannya itu benar atau salah.
Ayah nabi Ibrahim Azar , yakin bahwa patung yang dibuatnya itulah
Tuhan yang harus disembah. Keyakinan ini sudah tertanam didalam fikiran bawah
sadarnya sejak masa kanak kanak. Ketika Nabi Ibrahim mengingatkan bahwa
keyakinannya itu keliru , ia marah besar pada Nabi Ibrahim. Azar tidak bisa
menerima keyakinan Ibrahim yang mengatakan bahwa Tuhan yang harus disembah itu
adalah Allah, bukan patung patung yang dibuat oleh ayahnya itu.
Orang Quraiys Abu Jahal, Abu lahab dan
yang lainnya yakin bahwa Tuhan yang disembah itu adalah Lata, Uzza dan Manna .
Didalam Ka’bah penuh berbagai macam patung dan berhala yang dianggap sebagai
Tuhan oleh orang Quraiys. Mereka tidak bisa menerima ajaran Nabi Muhammad yang
menyampaikan bahwa Tuhan yang patut disembah itub adalah Allah yang maha Esa.
Demikianlah didunia ini mereka yang
sudah memeluk satu keyakinan seperti umat Nasrani, Budha, Hindu, konghucu,
majusi ,Sinto, Atheis dan para penyembah dewa , amat sulit untuk keluar
dari keyakinannya itu. Mereka tidak bisa menerima ajaran yang mengatakan bahwa
agama yang benar itu adalah Islam, Tuhan yang patut disembah itu adalah Allah.
Mereka tetap kukuh dengan pendirian dan keyakinan mereka.
Mereka baru menyadari kekeliruan mereka
nanti setelah datang kematian , dan tersingkaplah semua hijab yang menutup hati
dan fikiran mereka selama ini. Ketika itu mereka berseru mohon pada Allah agar
dikembalikan hidup kedunia kembali, agar mereka bisa memperbaiki kekeliruan
mereka selama ini, seperti disebutkan dalam surat Al Mukminun 99-100:
99.
(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian
kepada seseorang dari mereka, dia berkata: “Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke
dunia) 100. agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku
tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang
diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampal hari mereka dibangkitkan(Al
Mukminuun 99-100)
Hanya orang yang mau berfikir dan menggunakan akalnya dengan baik dan benar
yang bisa keluar dari keyakinan yang
menipu itu. Agama Islam adalah agama bagi orang yang berakal dan mau berfikir.
Salah satu keluhan orang kafir diakhirat nanti adalah seperti yang disebutkan
dalam surat al Mulk ayat 10
10. Dan
mereka berkata: “Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu)
niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala.”
(Al Mulk 10)
Masih banyak jumlah umat manusia yang
belum mengenal Islam didunia ini, 80% penduduk dunia yang berjumlah hampir 7
milyar ini masih tertipu oleh keyakinan yang mereka anut turun temurun dari
nenek moyang mereka. Mereka menyangka apa yang mereka yakini itu sebagai
kebenaran mutlak yang tidak bisa digugat lagi. Mereka hanya mengikuti tradisi
dan kepercayaan leluhur mereka secara membabi buta. Hati mereka tertutup untuk
menerima kebenaran Islam. Walaupun seruan dakwah sudah sampai kepada mereka. Banyak juga diantara mereka yang menerima
informasi yang keliru tentang islam , akhirnya malah kejangkitan Islam phobia .
Mereka semakin jauh dari hidayah dan petunjuk.
Inilah tantangan dakwah bagi umat Islam dewasa ini.
Kemewahan dunia yang
menipu
Dalam perjalan Israak Mi’raj Rasulullah
melihat seorang nenek tua yang bersolek memanggil manggilnya. Beliau bertanya
pada Malaikat jibril siapakah wanita tua yang bersolek itu?. Malaikat Jibril
menjelaskan itulah Dunia, semakin tua ia kelihatan semakin menarik , banyak manusia
yang tertipu olehnya.
Kemewahan dan kesenangan hidup dunia sekarang ini betul betul amat
menggoda. Banyak orang yang tertipu , mereka ingin menikmati hidup selama
lamanya. Mereka yang sudah merasakan kenikmatan dunia umumnya lupa pada kehidupan
akhirat. Rata rata mereka cinta dunia dan takut
dengan kematian. Padahal Allah telah mengingatkan dalam surat al Hadit
ayat 20 :”….Tiadalah kehidupan dunia ini melainkan kesenangan
tipuan (palsu)”
Bagi orang yang beriman pada Allah dan
kehidupan akhirat kehidupan dunia ini tidak lebih berharga daripada bangkai
seekor anak kambing yang sudah rusak. Rasulullah mengumpamakan kehidupan dunia
ini seperti bangkai anak kambing yang tidak berharga. Jabir
bin Abdillah radhiyallahu ‘anhuma berkisah, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam melewati pasar sementara orang-orang ada di sekitar beliau. Beliau
melintasi bangkai seekor anak kambing yang kecil atau terputus telinganya
(cacat). Beliau memegang telinga bangkai tersebut seraya berkata:
“Siapa
di antara kalian yang suka memiliki anak kambing ini dengan membayar seharga
satu dirham?” Mereka menjawab, “Kami tidak ingin memilikinya dengan harga
semurah apapun. Apa yang dapat kami perbuat dengan bangkai ini?” Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian berkata, “Apakah kalian suka bangkai
anak kambing ini menjadi milik kalian?” “Demi Allah, seandainya pun anak
kambing ini masih hidup, tetaplah ada cacat, kecil/terputus telinganya. Apatah
lagi ia telah menjadi seonggok bangkai,” jawab mereka. Beliau pun bersabda setelahnya,
“Demi Allah, sungguh dunia ini lebih rendah dan hina bagi Allah daripada
hinanya bangkai ini bagi kalian.” (HR. Muslim no.7344)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam pun pernah bersabda:
“Seandainya
dunia punya nilai di sisi Allah walau hanya menyamai nilai sebelah sayap
nyamuk, niscaya Allah tidak akan memberi minum kepada orang kafir seteguk
airpun.” (HR. At-Tirmidzi no. 2320, dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albani
rahimahullahu dalam Ash-Shahihah no. 686)
Tatkala orang-orang yang utama, mulia
lagi berakal mengetahui bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menghinakan
dunia, mereka pun enggan untuk tenggelam dalam kesenangannya. Apatah lagi
mereka mengetahui bahwa Nabi mereka Shallallahu ‘alaihi wa sallam hidup di
dunia penuh kezuhudan dan memperingatkan para shahabatnya dari fitnah dunia.
Mereka pun mengambil dunia sekedarnya dan mengeluarkannya di jalan Allah
Subhanahu wa Ta’ala sebanyak- banyaknya. Mereka ambil sekedar yang mencukupi
dan mereka tinggalkan yang melalaikan.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam pernah berpesan kepada Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma, sambil
memegang pundak iparnya ini:
“Jadilah engkau
di dunia ini seperti orang asing atau bahkan seperti orang yang sekedar lewat
(musafir).” (HR. Al-Bukhari no. 6416)
Banyak manusia yang tertipu oleh
kehidupan dunia, mereka berfoya foya menghabiskan harta dan waktunya untuk
menimati kehidupan dunia , dan mereka lupa pada kehidupan akhirat. Seluruh
waktu dan fikirannya tercurah untuk mendapatkan kekayaan dan harta dunia,
mereka tidak punya waktu untuk beribadah dan mengerjakan amal saleh bagi
kehidupan akhirat.
Mereka sudah menghabiskan semua
rezekinya didunia ini untuk memuaskan hawa nafsunya, dan diakhirat mereka tidak
mendapat apa apa selain azab neraka sebagaimana disebutkan dalam surat Al
–Ahqaf 20
“Dan
ingatlah hari ketika orang-orang kafir dihadapkan ke neraka, kepada mereka
dikatakan, ‘Kalian telah menghabiskan kesenangan hidup (rezeki yang baik-baik)
kalian dalam kehidupan duniawi saja dan kalian telah bersenang-senang
dengannya. Maka pada hari ini kalian dibalas dengan adzab yang menghinakan
karena kalian telah menyombongkan diri di muka bumi tanpa haq dan karena kalian
berbuat kefasikan’.” (Al-Ahqaf: 20)
Orang yang tidak percaya pada kehidupan
akhirat , menganggap kita hidup dan mati hanya karena proses alam saja. Setelah
datang kematian maka selesailah semua masalah, karena itu mereka berusaha
menikmati hidup ini sepuas puasnya. Mereka merasa rugi kalau tidak bisa meraih
sukses, kemenangan , kemuliaan dan kekayaan berlimpah didunia ini. Mereka
mengerahkan semua energi dan kekuatannya untuk meraih sukses dan kemenangan
dunia, dengan menghalalkan segala cara. Mereka tidak takut dengan dosa dan
kesalahan , karena mereka tidak percaya akan adanya kehidupan akhirat.
Jangan tertipu
kehidupan dunia
Allah telah banyak mengingatkan dalam
Al Qur’an agar kita hati hati dan waspada terhadap tipu daya kehidupan dunia
yang melalaikan, salah satunya dalam surat Fathir ayat 5
5. Hai
manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka sekali-kali janganlah
kehidupan dunia memperdayakan kamu dan sekali-kali janganlah syaitan yang
pandai menipu, memperdayakan kamu tentang Allah (Fathir 5)
Hiduplah didunia secara sederhana jangan berlebih
lebihan dalam kemewahan. Karena kemewahan dan kesenangan yang dinikmati itu
bisa mematikan hati dan jiwa. Perbanyaklah ibadah dan dzikir pada Allah,
kumpulkan bekal untuk kehidupan akhirat
sebanyak banyaknya dengan mengerjakan amal amal soleh dan pekerjaan yang
diridhoi Allah.
Jauhkan diri dari perbuatan dosa dan
hal yang dimurkai Allah, perbanyak istighfar mohon ampun atas berbagai dosa dan
kesalahan. Ingat kehidupan akhirat lebih utama daripada kehidupan dunia. Dunia
ini penuh kepalsuan dan kebohongan. Kehidupan dunia hanya kebidupan sementara
dalam waktu yang terbatas sedangkan kehidupan akhirat adalah kehidupan abadi
yang tidak ada batas akhirnya.
Bentengi diri dari tipu daya kehidupan
dunia dengan berusaha memahami ajaran Islam secara benar. Perbaiki mutu shalat
dengan berusaha untuk mengerti dan paham setiap ayat dan kalimat yang dibaca
dalam shalat. Baca Al Qur’an secara rutin setiap hari dengan berusaha memahami
kandunga n ayat ayat tersebut. Perbanyak amal ibadah dzikir dan tasbih untuk mendekatkan
diri pada Allah , agar Allah memberikan pandangan batin yang luas dan dalam
sehingga mampu membedakan antara yang haq dan bathil secara tepat.
Disamping tipu daya kehidupan dunia
yang melalaikan kita juga berhadapan dengan ajaran ajaran yang menyesatkan.
Banyak dukun, paranormal berbaju kyai atau ustad. Muncul aliran yang mengatas
namakan islam padahal kegiatannya tidak islami. Waspadalah dengan ajaran yang
mengatas namakan Islam namun ajarannya menyimpang dari Al Qur’an dan sunah,
seperti aliran Syi’ah, Ahmadiyah , LDII, NII,
Kelompok Islam Radikal yang mengkafirkan orang yang tidak sepaham dengan
mereka, dan lain sebagainya. Berpegang teguhlah pada al Qur’an dan sunah.
Karena kelompok yang menyesatkan ini tidak akan pernah lenyap sampai hari kiamat,
bahkan jumlahnya akan semakin membesar.
Orang yang beriman dan bertawakkal
serta berpegang teguh pada al Qur’an merupakan kelompok minoritas di bumi
ini. Jumlah umat Islam didunia hanya 20 % dari populasi manusia didunia ini,
itupun yang sungguh sungguh beriman dan bertakwa amatlah sedikit
Sebagaimana banyak disebutkan dalam Al Qur’an:
Qoliilan
maa tu’minuun…………….sedikit sekali kamu yang beriman
Qoliilan
maa tasykurun…………… sedikit sekali kamu yang bersukur
Qoliilan
maa tadzakkaruun ……..sedikit sekali kamu
mengambil pelajaran
Faqoliilan
maa yu’minuun………..maka sedikit sekali mereka yg beriman
Sebagian besar manusia dalam keadaan
tertipu dan tidak beriman pada Allah sebagaimana disebutkan dalam Al Qur’an.
Jangan heran jika melihat sebagian besar manusia yang ada dibumi ini tidak
beriman pada Allah. Lebih 80% penduduk bumi yang berjumlah 7 milyar
ini menyembah berhala, patung dan mempersekutukan Allah.
Wa
lakinna aktsaronnasi laa ya’lamuun…..kebanyakan manusia tidak tahu
Aktsaronnaasi
laa yasykurun…………kebanyakan manusia tidak bersyukur
Aktsaronnasi
laa yu’minuun ………..kebanyakan manusia tidak beriman
Aktsarohum
laa ya’qiluun……..kebanyakan mereka tidak paham
Hati hatilah menghadapi tipu daya
kehidupan dunia, masuklah kedalam kelompok minoritas , jangan tertarik pada
kelompok mayoritas yang sebagian besar tertipu oleh kehidupan dunia.
Jangan tertarik dan kagum pada kekayaan
berlimpah, kemewahan dan kekuasaan yang diberikan Allah pada orang orang
yang tidak beriman itu, mereka itu semuanya berada dalam keadaan tertipu
sebagaimana diingatkan Allah dalam surat Thaha 131,
131. Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa
yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga
kehidupan dunia untuk Kami cobai mereka dengannya. Dan karunia Tuhan kamu
adalah lebih baik dan lebih kekal. (Thaha 131)
Orang yang beriman pada Allah dan
kehidupan akhirat paham betul dengan sifat dunia yang menipu. Mereka tidak
tertarik pada kemewahan dan keindahan dunia. Mereka lebih mengutamakan mencari
keridhaan Allah dengan mematuhi perintah dan larangannya. Mereka rela
mengorbankan kehidupan dunianya untuk mendapatkan kehormatan dan kemuliaan hidup di akhirat
http://www.fadhilza.com/author/admin
0 komentar "TIPUAN , KEBOHONGAN DAN KEPALSUAN KEHIDUPAN DUNIA", Baca atau Masukkan Komentar
Posting Komentar