HAKIKAT DAN TEORI KEBENARAN DALAM FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM

HAKIKAT DAN TEORI KEBENARAN DALAM FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM












Kata “Kebenaran” dapat digunakan sebagai suatu kata benda yang konkrit maupun abstrak.[1] Menurut Purwadarminta kebenaran mengandung beberapa arti, yakni 1.Keadaan (hal dan sebagainya) yang benar (cocok dengan hal atau keadaan yang sesungguhnya); misal, kebenaran ini masih saya sangsikan; kita harus berani membela kebenaran dan keadilan. 2. Sesuatu yang benar (sungguh-sungghu ada, betul-betul demikian halnya dan sebagainya); misal kebenaran-kebenaran yang diajarkan oleh agama. 3. Kejujuran; kelurusan hati; misal tidak ada seorangpun sangsi akan kebaikan dan kebenaran hatimu. 4. Selalu izin; perkenanan; misal, dengan kebenaran yang dipertuan. 5. Jalan kebetulan; misal, penjahat itu dapat dibekuk dengan secara kebenaran saja.[2]




















































Teori kebenaran korespondensi adalah teori kebenaran yang paling awal dan paling tua. Teori ini berpandangan bahwa suatu proporsi bernilai benar apabila saling berkesesuaian dengan dunia kenyataan.[8] Kebenaran adalah yang bersesuaian dengan fakta, yang berselaras dengan realitas, yang serasi dengan situasi aktual.[9] Dengan demikian kebenaran ini mencoba untuk membutikan kemanunggalan antara subjek dan objek.


























Menurut teori ini, suatu pernyataan kebenaran bukanlah kualitas atau sifat sesuatu, tatapi sebuah tindakan (performatif). Untuk menyatakan sesuatu itu benar, maka cukup melakukan tindakan konsesi (setuju/menerima/ membenarkan) terhadap gagasan yang telah dinyatakan.[16] Teori ini dianut oleh filsuf Frank Ramsey, John Austin dan Peter Strawson. Para filsuf ini hendak menentang teori klasik bahwa “benar” dan “salah” adalah ungkapan yang hanya menyatakan sesuatu. Proposisi yang benar berarti proposisi itu   menyatakan   sesuatu   yang memang  dianggap benar.   Menurut teori   ini, suatu   pernyataan   dianggap benar jika ia menciptakan realitas. Jadi pernyataan yang benar bukanlah pernyataan yang mengungkapkan realitas, tetapi justeru dengan pernyataan itu tercipta realitas sebagaimana yang diungkapkan dalam pernyataan itu.[17]




















  1. Tingkatan kebenaran indera adalah tingkatan yang paling sederhana dan pertama yang dialami manusia.
  2. Tingkatan ilmiah merupakan pengalaman-pengalaman yang didasarakan melalui indera, diolah dengan rasio.
  3. Tingkatan filosofi, rasio dan pikiran murni, serta renungan yang yang mendalam untuk mengolah suatu kebenaran agar semakin tinggi nilainya.
  4. Tingkatan religius merupakan kebenaran mutlak yang bersumber dari Tuhan Yang Maha Esa dan dihayati oleh kepribadian dengan integritas iman dan kepercayaan masing-masing.














































0 komentar "HAKIKAT DAN TEORI KEBENARAN DALAM FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM", Baca atau Masukkan Komentar

Posting Komentar